Jumat, 15 Juli 2011

RIM Diimbau Pecah Unit Bisnisnya

Copy : www.detik.com (detikinet)

Research In Motion (RIM) belakangan memang tengah menjadi sorotan di industri perangkat mobile lantaran performa bisnisnya yang kurang menggigit. Namun bukan berarti sang produsen BlackBerry tak lagi punya peluang untuk menyerang balik.

Nah, salah satu yang disarankan untuk menjadi batu loncatan RIM adalah, para petinggi perusahaan asal Kanada itu perlu mempertimbangkan pemisahan bisnisnya menjadi dua bagian. Yaitu lini bisnis ponsel dan divisi jaringan.

Menurut analis dari RBC, Mike Abramsky, pemisahan bisnis ini diyakini bakal membuat RIM lebih fokus menggarap segala potensi di bisnis yang mereka geluti. Di sisi lain, mereka dapat membuat suatu inovasi lebih dari yang mereka capai sekarang.

"Organisasi yang dimiliki RIM, seperti bisnis handset-nya itu butuh modernisasi," ujar Abramsky, dikutip detikINET dari Tg Daily, Jumat (15/7/2011).

Meski menjual perangkat genggam dalam brand BlackBerry, RIM sedikit berbeda dengan produsen ponsel lain semisal Nokia, LG, Samsung, dan sebagainya. Para pesaing RIM itu bergerak dengan hanya menjual perangkat, sementara RIM juga menjajakan layanan jaringannya.

Singkat kata, RIM memiliki jaringan sendiri yang siap mengakomodir para pengguna BlackBerry untuk berinternet ria dan mengelola email mereka. Dimana dalam penggunaan layanan itu, RIM bekerja sama dengan operator telekomunikasi di setiap negara. Tentunya ada biaya tersendiri -- di luar biaya pembelian handset BlackBerry yang terjual.

Investor RIM yang gregetan dengan performa bisnis RIM pun mulai menyuarakan sebuah perubahan pada pertemuan tahunan perusahaan tersebut. Saking gemasnya, bahkan ada investor yang mengibaratkan, 'makan siang' produsen BlackBerry itu telah diserobot oleh Apple dan Android.

"Anda (RIM-red.) merupakan inovator, namun Anda tidak pandai untuk menjual apa yang Anda buat," ujar salah satu investor RIM yang tak ingin disebutkan namanya, dilansir Reuters.

"Ini sama saja Anda membiarkan Apple dan Android menghabiskan jatah 'makan siang'," lanjutnya.

Northwest & Ethical Investment sebelumnya telah mendesak agar RIM memisahkan peran CEO dan Chairman. Saat ini kedua posisi penting itu dipegang oleh dua orang: Mike Lazaridis dan Jim Balsillie.

Institutional Shareholder Services (ISS) selaku penasehat proxy bagi pemegang saham RIM, telah memutuskan untuk mendukung desakan pemisahan itu.

Menurut ISS, adanya rangkap jabatan membuat dewan di RIM tak sanggup menjadi penyeimbang bagi keputusan manajemen. Pengawasan yang independen dan akuntabilitas pada pemegang saham pun disebut terancam karenanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar