Kamis, 28 April 2011

Kerajaan Tanjungpura (KAL-BAR)

Kerajaan Tanjungpura yang terdapat di Kalimantan Barat, berkaitan dengan kerajaan yang ada di Jawa, disebutkan pula di Jawa terdapat dua agama yaitu hindu dan budha.
Selanjutnya disebutkan bahwa Kerajaan Jawa pada saat itu mempunyai daerah bawahan meliputi :

- Pai Hua Yuan (pacitan),
- Ma Tung (Medang),
- Tan Pel (Tumapel),
- Hi Ning (Dieng),
- Jung La Yu (Ujung Galuh),
- Tung Ki (Papua),
- Ta Kang (Sumba),
- Huang Ma Chu (Papua Barat),
- Tan Jung Ho (Tanjungpura),
- Ti Wu (Timor), - Ping Yai (Baggai, Sulawesi) dan,
- Wu Nu Ku (Maluku).

Pengaruh Kerajaan Jenggala-Kediri ini kemudian berlangsung terus hingga kemudian pada tahun 1284 M dimana Kerajaan Tanjungpura kemudian ditaklukkan oleh kerajaan Jawa yang lain yaitu Kerajaan Singasari yang juga berpusat di Jawa Timur.
Penaklukan Kerajaan Tanjungpura ini lewat ekspedisi Pamalayu yang dimulai dari tahun 1275 M hingga 1290 M. Sejak itu Kerajaan Tanjungpura beralih menjadi dibawah pengaruh dari Kerajaan Singasari.
Wilayah taklukkan Kerajaan Singasari di Borneo pada waktu itu membentang dari Kerajaan Tanjungpura hingga Kerajaan Banjarmasin.

Raja di Kerajaan Tanjungpura disebutkan bahwa Prabu Jaya kawin dengan Ratu Junjung Buih menjadi Raja di Tanjungpura yaitu pada tahun 1450 M.
Hal ini sesuai dengan tradisi lisan yang berkembang pada masyarakat ketapang yang menyebutkan bahwa seorang anak Raja Majapahit yang bernama Prabu Jaya kawin dengan Ratu Junjung buih. Dari perkawinan itu maka Prabu Jaya kemudian menjadi Raja di Kerajaan Tanjungpura ini.

Dalam perkawinan ini keduanya telah diberkati tiga orang putera yaitu :
1. Pangeran Perabu yang bergelar Raja Baparung, diangkat sebagai pendiri kota kerajaan di Sukadana
2. Gusti Likar diangkat dan mendirikan kerajaan di Meliau
3. Pangeran Mancar diangkat menjadi kepala daerah di kerajaan Tayan.

Sementara mengenai nama Tanjungpura sendiri ada beberapa versi. Menurut A. Chalik Hasan pemberian nama Tanjungpura karena letak dari ibukota kerajaan itu di Tanjung Tikungan Sungai Pawan. Sedangkan Tanjung itu merupakan pintu gerbang dari kerajaan ini.
Pendapat JU.Lontaan menyatakan bahwa setelah meningalnya Raja Baparung, naiklah menjadi raja puteranya yang bernama Karang Tanjung.
Raja Karang Tanjung mempunyai kesenangan tidur-tiduran di atas daun bunga Tanjung. Menurut cerita rakyat putra mahkota tersebut mempunyai kesaktian, sehingga daun yang kecil-kecil tersebut bisa di tiduri. Maka oleh rakyat dijuluki Karang Tanjung. Rakyat sangat mengagumi raja Karang Tanjung hingga kemudian kerajaan yang diperintahnya menjadi kerajaan Tanjung yang lama-kelamaan menjadi kerajaan Tanjungpura.




KERATON MULIA KERTA (GUSTI MUHAMMAD SAUNAN)

Negeri Baru kerajaan Tanjungpura berpindah ke Sukadana, kemudian ke Sungai Matan. Masa Raja Muhammad Zainudin sekitar tahun 1637 pindah ke Indra Laya, Sungai Pawan (kec Sandai), pindah ke Karta Pura, Tanah Merah (kec. Naga Tayab), ke desa Tanjungpura (Mulia Kerta) Keraton ini berfungsi juga sebagai museum sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah peninggalan raja-raja Matan

- Komplek Makam Raja-Raja Matan
- Makam penembahan G.H.M. Sabran
- Makam Pangeran Laksamana Matan
- Makam Pangeran Ratu Mohd.Anom
- Makam Keramat Tujuh Dan Keramat Sembilan

Pada nisan Keramat Tujuh tertulis tahun 1363 saka atau 1441 Masehi. Nisan terbuat dari batu Andesit bertuliskan huruf Arab, dapat dipastikan makam seorang muslim. Tim Arkeologi Banjarmasin sudah melakukan penelitian di Kaltim, Kalsel,Kalteng maupun Kalbar. Nisan batu andesit di temukan di Jawa dan untuk yang pertama di Kalimantan adalah di Ketapang dari bentuk nisan tersebut diperkirakan pada abad terakhir Majapahit.
Dan Makam Tanjungpura, 35 km dari Kota Ketapang,makan para raja-raja Matan dari kerajaan Tanjungpura.


Peninggalan Kerajaan Tanjungpura di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat (KAL-BAR)
Kabupaten Ketapang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Kalimantan Barat. Sungai terpanjang sungai Pawan yang menghubungkan Kota Ketapang. Kabupaten Ketapang merupakan salah satu daerah kerajaan Tanjungpura di Kalimantan Barat. Kejayaan kerajaan Tanjungpura pada abad ke XIV.Nama Tanjungpura menjadi salah satu universitas terbesar di Kalimantan Barat.

Dari Pontianak menuju kota Ketapang dapat menggunakan sarana angkutan
Darat : Via Rasau Jaya – Teluk Batang – Teluk Melano – Ketapang

- Motor air (Klotok ) ± 12 jam
- Speed Boat ± 6 jam
- Ferry ± 13 jam
- Pesawat jenis F. 27 ± 90 menit
- Kapal Laut Jakarta – Ketapang ± 2 hari 2 malam

Sumber : M.Natsir,Sos.M.Si Informasi Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar